Senin, 05 September 2016

Spring and Destiny Part 5


PART 5 : BE YOUR FRIEND
“seandainya aku tidak terlalu bersemangat saat itu”ucap Jimin. seohun mengetahuinya sekarang, kenapa ia menjadi seorang yang berhati dingin dan kaku.
“seandainya aku tidak mengajaknya keluar”ucap jimin lagi. Seohun menatap Jimin iba. Ingin sekali ia menenangkna Namja didepannya ini, tapi bagaimana caranya ??
“INI SALAHKU !!”teriak Jimin.
Seohun tersentak. Kemudian mendekati Jimin, mengelus pundaknya dengan ragu.
“ini bukan salahmu Jimin-ah”jawab Seouhun. “itu sudah Takdir”lanjutnya.
Jimin menatap manik Seohun dengan tatapan.. yang sulit diartikan menurut Seohun. Dan membuat nyali Seohun menciut.
“APA YANG KAU TAHU ?! INI SEMUA SALAHKU !!”teriaknya lagi. Mata Seohun membelalak, ia kaget akibat teriakan Jimin.
“bukan, itu semua sudah takdir yang memang sudah ada jalannya”ucap Seohun. Jimin menatap Seohun tajam.
“KAU TAHU APA ?! KAU BAHKAN TIDAK MENGENALKU SAMA SEKALI !! INI SALAHKU !!” ucap Jimin. Seohun memang tak tahu apa-apa tentang Jimin. tapi ia tahu ini bukan salah Jimin.
“Oke !! INI SEMUA SALAHMU.. MEREKA MATI KARENAMU !!”ucap Seohun. Ia tak tahu harus melakukan apa.
Tangan jimin bergetar, bahunya yang tadinya bergetar kini semakin hebat getarannya.
“ORANG TUAKU MATI KARENAKU !!”ucap Jimin. air mata itu keluar dari kelopak mata milik Jimin.
“BETULL !! ITU KARENAMU”ucap Seohun.
Sebenarnya ia tak tega menyalahkan apa yang telah terjadi pada Jimin. tapi jika itu membuat hati Jimin tenang dan membuat bebannya sedikit terangkat. kenapa tidak ??
“YEOCHIN-KU MATI KARENAKU !!”ucap Jimin masih dengan nada suara tinggi. 
Kali ini Seohun hanya diam, menunggu ucapan apalagi yang akan dilontarkan oleh Jimin.
“Seandainya aku tidak membawanya pergi..”lirih Jimin. “seandainya Orang tuaku tak ingin melihatku malam itu juga.. semuanya akan baik-baik saja”lanjutnya.
Kali ini Seohun memeluk Jimin dengan tujuan agar Jimin tenang. Dengan bahasa tubuh yang Seohun berikan ini mengartikan bahwa-semua-akan-baik-bak-saja.
“semua itu takdir Jimin-ah.. tak ada yang mengetahui jika malam itu akan terjadi, kau tak bisa menyalahkan dirimu sendiri.. itu semua sudah ada garis takdirnya masing-masing”ucap Seohun masih memeluk Jimin.
Jimin terdiam dalam pelukan Seohun. Terasa nyaman dan hangat bagi Jimin jika berada dalam pelukan Seohun. Ia mendengarkan apa yang dikatakan Seohun, seohun benar jika semua ini sudah ada jalannya. Tak ada yang bisa membantah dan mencegah apa yang akan terjadi.
“go..gomawo Seohun-sshi”ucap Jimin. seohun melepaskan pelukannya, kemudian tersenyum hangat kepada Jimin. hingga akhirnya Jimin tersadar..
“Yaa !! apa yang kau lakukan padaku eoh ??”Ucap Jimin. ia segera manjauhkan badannya dari Seohun. Seohun tersenyum tulus. Sangat tulus di mata Jimin.
“aku hanya ingin kau tenang dan berhenti menyalahkan dirimu sendiri Jimin-ah”ucapnya. Jimin memandang Seohun tak mengerti.
“Aish.. sudahlah kau tak akan pernah mengerti Park Jimin”ucap Seohun.
Jimin meraba pipinya yang masih biru-yang mungkin penyebabnya- karena pukulan. Kemudian meringis kesakitan.
“dan sebenarnya.. kenapa dengan wajahmu itu ??”Ucap seohun. Telunjuknya menunjuk wajah Jimin yang lebam. “bagaimana bisa kau terkena pukulan ??”lanjutnya.
“sudahlah.. aku terlalu banyak bicara denganmu”ucap Jimin. ia mengangkat tasnya hendak pergi dari tempatnya sekarang ini.
“ya !! apa kau mau pergi ?? bahkan kau belum ku obati Jimin”ucap seohun. Jimin tak menggubris ucapan Seohun, ia terus saja berjalan menuju pintu keluar. “DAN NAMAKU LEE SEOHUN !! KAU BISA MEMANGGILKU SEOHUN !!”lanjut Seohun. Kali ini ia berteriak dengan tujuan agar Jimin dapat mendengarnya. Dan benar saja, Jimin dapat mendengarnya bahkan sampai pintu keluar Kafe milik Seohun.
Jimin menggelengkan kepala. Bagaimana bisa ada makhluk aneh seperti dia. Dan karena ke-anehannya Seohun sangat mirip dengannya.
***
Brukk !!
Ia menjatuhkan badannya ke sofa empuk miliknya. Semua tulangnya serasa remuk saat ini.
“Aiisshh... orang itu ingin memukulku atau ingin membunuhku ??”Gumamnya.
Memang.. ia menyuruh orang untuk memukulnya, tentu saja dengan sebab tertentu. Penyebabnya tak lain adalah karena rasa bersalah yang selalu menghantuinya selama 3 tahun ini.
karena hari ini adalah tepat dimana tragedi itu terjadi. Ia ingin dirinya merasakan bagaimana rasanya menjadi 3 orang yang selalu ia sayangi dan tentu saja menyayanginya.
“kenapa sekarang perasaanku lebih lega ??”ucap Jimin. ia melepas sepatu yang ia pakai kemudian beralih mengambil Remote tv nya. “apa karena sudah kuceritakan pada Yeoja Cerewet itu”lanjutnya. Ia menyalakan Tv di depannya.
“Aissh... kenapa juga aku memikirkan hal ini ??”ucap Jimin. ia menggonta-ganti chanel TV-nya. “dan juga kenapa tidak ada satupun film yang bagus ??”ucapnya lagi.
Ia mematikan TV-nya kemudian melangkah menuju kamarnya. Luka di wajahnya sudah mengering, namun tetap saja luka itu masih belum ia bersihkan. Mungkin jika hanya ia basuh dengan air akan menghilang dengan sendirinya.
***
Sinar mentari yang masuk melalui celah-celah gorden kamar Namja satu ini berhasil membangunkan pemilik kamar tersebut.
Beberapa kali ia mengerjapkan matanya mencari kesemimbangan cahaya yang akan diterima oleh pupil matanya.kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar mandi yang terletak tak jauh dari kamarnya. Segera ia masuk kemudian membersihkan badannya.
 Namja itu-Jimin- seperti biasa ia melangkahan kaikinya menuju sekolahnya. Berbeda dengan hari-hari sebelumnya, hari ini ia berangkat tidak sendiri, melainkan bersama yeoja yang pernah menolongnya waktu itu.
Meskipun ia sudah berkali-kali berkata bahwa ia tak ingin berangkat bersama orang lain-terutama bersama yeoja- tapi Yeoja itu tetap memaksa ingin berangkat bersama ke sekolah.
“Bisa kau diam ?? mulutmu besar sekali”ucap Jimin. ia sudah kesal mendengar Yeoja disampingnya ini terus berbicara.
Yeoja hanya menunjukkan cengiran bodohnya. Jimin hanya memutar bola matanya. Bagaimana bisa ia dapat berteman dengan Yeoja bodoh disampingnya, meskipun dalam hal pelajaran ia cukup pintar. Tapi, dimata Park Jimin ia adalah seorang adalah seorang Yeoja bodoh. Bukan !! dia bukan hanya Bodoh melainkan Idiot !!
“kenapa ?? kenapa aku tak boleh berbicara ?? aku mempunyai mulut”balas Yeoja itu. “dan Park Jimin-sshi  coba kau lihat sekali lagi, mulutku ini tidak besar”lanjutnya.
Jimin menghela nafasnya. “apa kau tidak malu mempunyai mulut besar seperti itu Lee Seohun-sshi ??” tanyanya. Seohun yang ditanya seperti itu hanya mendengus kesal.
“meskipun  begitu, aku masih mempunyai hati tak sepertimu” Gumam Seohun. Meskipun hanya gumaman, Jimin masih tetap bisa mendengar apa yang dikatakan Seohun.
“Mwoo ?!!” Jimin menatap tajam manik mata Seohun. “ooppss !!” Seohun membungkam mulutnya segera, kemudian mengambil seribu langkah sebagai satu-satunya jalan jika ia masih ingin melihat teman-temannya di sekolahnya.
“Yaa !!!  LEE SEOHUN, BERHENTI KAU !!” Teriak Jimin. kemudian berlari mengejar Seohun yang sudah berlari mendahuluinya. 
***
“Berani-beraninya kau !!”ucap Jimin. dengan segera ia memiting leher Seohun. Seohun meringis kesakitan. Tangannya sudah ia gunakan untuk memukul lengan jimin. namun apa daya, kekuatan Jimin lebih besar dari pada miliknya.
“jimin lepaskan !!”teriaknya. hal ini membuat beberapa siswa yang melewati mereka menoleh. Benar saja, mereka berdua sedang berada di taman belakang sekolah yang -memang- sepi.
“Namja ini benar-benar kasar”batin Seohun. Sedetik kemudian terlintas ide gila di benaknya. Di sudut bibirnya sudah terlihat senyuman licik yang ia punya.
Bruukk...
Badan Seohun ambruk membuat Namja yang sedari tadi memiting leher Seohun tersentak. Antara kaget dan juga bingung. Akhirnya kaki berada tepat di sebelah lengan Seohun ia gunakan untuk menyengol lengan Seohun.
“Seohun bangun.. apa yang kau lakukan ??”ucap Jimin. ia mendecak kesal, bagaimana bisa ia menanyakan hal yang menurutnya bodoh dengan orang pingsan ??
“Aissh.. Lee Seohun Bangun..!! kau membuatku khawatir”ucapnya lagi. Akhirnya ia berjongkok dan menepuk-nepuk pipi milik Seohun.
Jimin khawatir dengan Yeoja di hadapannya sekarang. Sedangkan Seohun, ia mati-matian menahan ketawa yang akan meladak keluar begitu saja dari mulutnya.
“Lee Se...”belum usai Jimin mengucapkan kata yang akan keluar dari mulutnya. “BAAHH !!” Sentak Seohun. Detik berikutnya ia mengeluarkan ledakan tawa yang ia tahan mati-matian itu.
Jimin tersentak. Matanya yang bulat kini semakin membulat. “apa yang terjadi tadi ??”benaknya. melihat Seohun yang kini masih tertawa Jimin merubah ekspresinnya, yang tadinya terkejut sekarang Marah. Bukan hanya marah kekecewaan juga mendominasinya sekarang. Tatapan yang tadinya sendu berubah tajam.
“ini tidak lucu Lee Seohun”ucapnya dingin. Seohun yang tadinya tertawa seketika berhenti tertawa ketika  mendengar ucapan Jimin yang dingin –dan menusuk.
“kau kenapa ?? itu tadi sangat lucu Jimin-ah”ucap Seohun. Ia tertawa kecil sambil memukul pelan lengan kekar milik Jimin.
Jimin menatap Seohun tak percaya “KAU KIRA BERPURA-PURA PINGSAN ITU LUCU ?!”ucap Jimin. kini suara bass miliknya Menggema di seluruh taman yang mereka pijaki sekarang.
Seohun menundukkan kepalanya, surai hitam miliknya -yang memang tidak ia kuncir- kini terurai bebas menutupi wajahnya. Ia takut, bahkan tangan dan badannya bergetar mendengar teriakan, bukan –lebih tepatnya sentakan Jimin tadi.
“APA KAU KIRA BERBOHONG ITU LUCU ?!” sentak jimin.nafasnya naik-turun karena menahan amarah yang memuncak. Kemudian ia menatap kepala Seohun yang menunduk.
Bahu milik Seohun kini bergetar hebat. Ia menangis. Jimin melihat itu merasa antara iba dan tak tega. kekecewaan yang berada di benaknya kini sedikit demi sedikit menguar karena melihat Seohun yang menangis sesegukan.
Akhirnya tatapan tajam milik Jimin kini terganti dengan tatapan sendu miliknya. Ia mencondongkan badannya untuk mensejajarkan badannya dengan milik Seohun. Kedua tangannya terulur menyentuh kedua bahu milik Jimin.
“ma..afkan aku Jimin”ucapnya dengan terbata karena sesegukan. Dengan segera Jimin mendekap tubuh Seohun, mennyalurkan kehangatan pelukan yang dimilikinya.
“kau tidak perlu minta maaf”ucap Jimin. kemudian menatap manik mata milik Seohun. “terima kasih sudah menjadi temanku, menemaniku disaat dunia tak mengharapkan aku bahagia.”lanjutnya.
Air mata itu mencelos begitu saja dari mata indah milik Seohun. Detik berikutnya Seohun tersenyum “aku akan selalu menjadi teman yang akan memberikan sandaran saat kau lemah dan rapuh. Atau pun aku bahkan rela terjatuh bersama ketika kau jatuh dan bangkit bersama menjalani kehidupan yang mungkin lebih keras dan pelik dari sebelumnya”
Jimin kembali memeluk tubuh ramping milik Seohun. “dan seharusnya kau tidak perlu melakukan hal bodoh seperti itu”ucap Jimin “berpura-pura pingsan agar aku melepaskan tanganku”lanjutnya. 
Seohun hanya menyengir, menunjukan deretan gigi yang terihat putih dan rapi itu. Jimin mendengus bosan melihat hal itu. ia sudah mengetahui sifat bodoh temannya itu.


Oleh : Intan Dwi Ambarwati
Nb. Cerita ini udah aku post di akun wp aku, jadi maklumilah kalo sama persis:) boleh sekalian juga, kunjungin akun wp aku: IntanArmy
Read more

Senin, 29 Agustus 2016

Spring and Destiny Part 4


PART 4 SECRET
“ohh !! Jimin-ah kau datang !!”seru Seohun ketika melihat kedatangan Jimin di kafenya saat ini. “kau ingin minum apa ??”lanjutnya.
Jimin masih terdiam kemudian berlalu menuju bangku yang baru-baru ini sering ia duduki.
“Aigoo !! kau masih saja dengan sikap dinginmu itu”Seohun melirik Jimin dengan tatapan tajam meskipun ia tidak bersungguh-sungguh untuk memberikan tatapan itu. jimin menoleh kemudian mengucapkan apa yang ingin dipesannya. “seperti biasa”ucapnya
“okk !! Nari-ah 1 Caramel Macchiato”ucap Seohun kepada Nari yang berada didepan mesin peracik kopi. “hangat ??”Seohun menoleh pada Jimin saat menanyakan hal itu. jimin mengangguk menyetujuinya.
“Dan hangat Nari-ah !!”teriaknya pada Nari. Nari meringis mendengar teriakan dari bossnya itu. sungguh keterlaluan bagaimana bisa ia berteriak ditempat yang tidak seberapa luas ini.
 “bagaimana Jimin-ah ?? apa masih terasa sakit ??”ucap Seohun ia duduk disebrang bangku yang sedang diduduki oleh Jimin sembari menunjuk wajahnya sendiri.
“sudah tidak terlalu sakit”balasnya. Seohun heran dengan jawaban yang diberikan Jimin. Bagaimana bisa ia tidak merasakan sakit pada wajahnya, ya.. meskipun masih ‘tidak terlalu’ katanya. Tapi tetap saja. wajahnya masih membiru di bagian tertentu.
“wajahmu masih sama, tapi kenapa kau hanya merasakan sakit sedikit ??”ucap Seohun. Dahinya mengkerut kemudian mendecakkan lidah. “kau Bohong”ucapnya lagi. Jimin menunjukan Death Glare-nya. Seohun menyengir menunjukan jajaran giginya yang rapi.
“dan juga Lee Seohun”panggil Jimin. Seohun yang merasa namanya terpanggil menolehkan kepalanya ke arah Jimin.
“apa kau bisa membantuku ?”Ucap Jimin. Seohun mengeriyitkan dahinya tak mengerti. “membantu ? tentu saja ! memangnya apa yang kau butuhkan ?”tanyanya.
“nanti kau akan mengetahuinya”ucapnnya kemudian. Seohun memandang Jimin tak mengerti. Ia masih mencerna apa yang dikatakan oleh Jimin.
Sejak beberapa hari lalu Seohun dan Jimin menjadi lebih dekat. sejak kejadian Seohun menemukan Jimin di taman dengan keadaan babak belur. Sebenarnya saat ia melihat Jimin dengan keadaan itu ia masih heran  kenapa Jimin muncul dengan wajah babak belur  ?? padahal jika ia fikir-fikir Jimin tak pernah mempunyai musuh. Tapi sejak ia menceritakan kejadian 3 tahun lalu yang telah menimpa Jimin ia tahu semua. Semuanya..

FLASHBACK~
“Aiisshh... kau sangat berat Park Jimin”Seohun Membopong Jimin menuju Kafenya. ia mengusap peluh yang membasahi Dahinya. ‘Namja ini makan apa saja ?? kenapa sangat berat sekali ?? padahal tubuhnya juga tidak terlalu tinggi atau besar, bahkan bisa di bilang pendek dan bantet’ pikirnya.
Jimin masih meringis menahan sakit yang mendera tubuhnya dan wajahnya saat ini. seohun memasuki kafenya. banyak sekali pasang mata yang sedang menatapnya saat ini, termasuk pegawainya.
“Omona !! Waegeurae Seohun-sshi ??”tanya Nari setelah ia melihat Seohun membopong Jimin dengan keadaan yang tidak baik.
“sebaiknya simpan dulu pertanyaanmu, bantu aku dulu membopong Namja ini”balas Seohun. Nari mengangguk kemudian membantu Seohunn membopong tubuh Jimin beserta pegawai lainnya.
Jimin dibaringkan di Sofa panjang yang berada di dalam Kafe itu. Seohun menatapnya kasihan, apa dia hidup sendiri ?? betapa sepinya hidupnya jika ia menjalani hidupnya sendiri di bumi yang luas, ya.. meskipun ada Yoona yang sebagai sahabatnya itu, tapi Yoona bahkan tidak tahu keadaan sahabatnya sekarang, pikir Seohun.
Jimin melenguh, Seohun menghampiri Jimin.
“Jimin-sshi Gwenchana ?? kau tunggu disini, aku akan pergi membeli obat untukmu”ucap Seohun. Kemudian berlalu-ingin meninggalkan Jimin, namun tangannya di cekal oleh Jimin. Seohun menoleh kemudian mengeriyitkan dahinya.
“khajima, jaebal !!”ucapnya. matanya masih tertutup.
‘kenapa dia ?? dia berbicara padaku ??’batin Seohun.
Jimin melepaskan cekalannya, kemudian kembali tertidur dengan wajah damai. Seohun menatap setiap lekukan wajah Jimin.
‘kau Tampan Jimin-sshi jika saja sifatmu tidak sedingin waktu kau bangun mungkin kau sudah dikelilingi orang yang menyayangimu’pikir Seohun.
Akhirnya Seohun memutuskan pergi meninggalkan Jimin menuju apotek terdekat untuk membeli obat yang diperlukan Jimin sekarang.
***
“apakah masih terasa sakit ??”ucap Seohun. Ia berada di depan Jimin. Wajah Jimin sudah lebih baik daripada tadi. Bercak darah sudah hilang dari wajah tampannya.
Jimin mengangguk, kemudian ia menyeruput Caramel Macchiato hangat yang sudah di siapkan oleh Seohun sedikit demi sedikit.
“ehem.. kau tidak ingin mengucapkan sesuatu ??”ucap Seohun sedikit menyindir.
“gomawo”ucap Jimin singkat tanpa embel-embel di belakangnya. Seohun mengeriyitkan dahi, kemudian mengangguk dengan senyum sumringah yang ia punya.
“keunde.. Jimin-sshi bisakah aku menjadi temanmu ?? lalu memanggilmu Jimin-ah ??”ucap Seohun sembari mengulurkan tangan kanannya. Jimin melirik sedikit tangan milik Seohun.
“terserah”ucap Jimin. Senyum Seohun semakin lebar. Ia menarik tangan kanan Jimin untuk manggabungkan tangan miliknya dengan tangan milik jimin.
Jimin tersentak. Dengan cepat ia menarik tangannya. Seohun menunjukan eye-smile nya.
‘dia sama..’batin Jimin. Ia melihat lekat Seohun. Seohun mengeriyitkan dahinya, heran.
Jimin mengingat kejadian 3 tahun lalu. Kejadian itu terus berputar di otak Jimin seperti kaset rusak. Hingga tak terasa cairan bening itu jatuh dari pelupuk mata indah Jimin.
Seohun melihatnya. Ia melihat ketegaran Jimin runtuh. Ia khawatir dengan keadaan teman barunya itu. segera ia memberikan tissue kapada jimin.
“Jimin-ah gwenchana ??”ucap Seohun, terdengar nada kekhawatiran disana. Bahu jimin semakin bergetar akan hal itu.
“Salahku..”ucapnya di sela tangisannya. Seohun bingung, apa yang sedang dibicarakan Jimin??

“Jimin-ah apa yang kau katakan ??”tanya Seohun.
Jimin menatap manik indah milik Seohun. ‘dia sama..’batinnya seakan tak pernah berhenti menyebutkan kalimat yang sama berulang-ulang.
“SEMUA SALAHKU !! MEREKA MATI KARENAKU !!”Teriaknya. Seohun semakin bingung dengan perkataan Jimin.
“Jimin-ah apa yang kau katakan ??”tanya Seohun. Ia benar-bear tak mengerti apa yang sedang Jimin katakan.
Perlahan ia menceritakan rasa sakit yang sudah ia kubur dalam-dalam. Rasanya masih sama. Bahkan lebih sakit dari 3 tahun yang lalu.
Jimin tak tahu kenapa ia harus menceritakan rasa sakitnya kepada Gadis yang baru ia kenal. Ia tak tahu mengapa ia harus menceritakannya, otaknya menyuruhnya untuk menceritakanya. Ini sudah waktunya.
MUSIM SEMI 3 TAHUN YANG LALU. . . .
Hujan deras mengguyur kota Seoul. Hal ini terjadi karena pergantian musim, seperti saat ini. Meskipun hujan, Namja ini semangat sekali untuk Camping bersama Yeojachingu-nya.
Ia mengendarai mobilnya, melajukan mobilnya dengan cepat bersama Yeojachingu-nya yang berada disebelah kemudi. Ia membelah hujan, seakan menantang bahwa ia tidak takut dengan hujan deras saat ini. ia khawatir jika nanti ia tidak mendapat Sunset di tempat tujuannya.
Namja itu-Jimin- menggenggam tangan Yeojachingu-nya. genggaman itu seakan berkata Gwenchana-semua-akan-baik-baik-saja. Yeoja itu hanya tersenyum simpul kemudian menggangguk.
“arra.. mari kita taklukan hujan ini dan sampai ke tempat itu secepatnya”ucap Yeoja itu. ucapan itu seakan menjadi suntikan semangat bagi Jimin. ia menambah kecepatan laju mobilnya.
Entah makhluk apa yang sedang merasuki tubuh Jimin saat ini. ia mengendarai mobilnya bagai orang kesetanan. Hingga ia tak tahu ada sebuah truk yang mengangkut besi berada tepat didepannya. Ia membanting stir ke segala arah.
Meskipun mobil milik Jimin tidak menabrak truk pengangkut besi di depannya, namun kecelakaan masi tidak bisa di hindari.
Akhirnya Jimin terlempar keluar dari mobilnya, memang ia tak menutup jendela mobil dan tidak memakai Seat belt-nya. sedanngkan Yeojachingu-nya ikut terguling bersama mobilnya.
Darah segar mengalir dari kepala dan beberapa bagian tubuhnya. Ia merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Ia ingin sekali bangkit memastikan keadaan Yeojachingunya itu baik-baik saja. namun apa ada daya, ia bahkan tidak bisa menggerakkan 1 jarinya sekalipun. Hingga bayang-bayang hitam mengahampirinya, suara yang tadinya terdengar jelas kini terdengar samar. Dan semua.. Hitam.
***
Orang tua Jimin mendapat kabar bahwa anak semata wayangnya itu mengalami kecelakaan. Tanpa pikir panjang lagi mereka memesan 2 tiket pesawat menuju Seoul malam itu juga. Tanpa peduli apapun, mereka hanya ingin melihat anaknya yang selama ini belum mereka temui selama 1 tahun.
Mereka menumpangi pesawat menuju Seoul itu malam hari. Saat itu cuacanya tidak terlalu baik, namun mereka tetap ingin melihat anaknya, apapun resikonya. Hingga saat di pertengahan perjalanan mereka menuju seoul, ada badai yang cukup besar. Awan Cumulunimbus menerjang pesawat mereka. Pesawat mereka akhirnya Lost contact. Sinyal dari pesawat itu hilang.
Hingga keesokan harinya pesawat mereka ditemukan di sebuah pulau yang tak berpenghuni. Dan semua penumpang pesawat itu-termasuk orang tua jimin- dinyatakan tewas.
Jimin mendengar berita itu marah. Ia marah kepada dirinya sendiri. 3 Orang yang sangat berarti bagi dirinya kini meninggalkannya sendiri, Di bumi yang luas ini.

Oleh : Intan Dwi Ambarwati
Nb. Cerita ini udah aku post di akun wp aku, jadi maklumilah kalo sama persis:) boleh sekalian juga, kunjungin akun wp aku: IntanArmy
Read more

Rabu, 24 Agustus 2016

Spring and Destiny Part 3


PART 3 : YOU ?!
Jimin POV~
     Udara di musim ini dingin meskipun tak sedingin saat musim dingin, namun tetap saja. aku merapatkan jaket yang kupakai sembari berjalan mencari kafe yang cocok untukku. Tak berapa lama aku menemukan kafe tepat beberapa meter dari apartemenku. Dekorasi depan kafe itu cukup unik, banyak warna  kopi dan coklat kayu  yang mendominasi. Sangat cocok untuk penggemar kopi jika mendatangi kafeitu. Seperti diriku saat ini.
     Aku melangkah pelan, membuka pelan pintu kafe itu. sangat bagus dan unik untuk dekorasi kafe ini. aku mengedarkan pandanganku ke seluruh kafe ini, namun pandanganku terhenti pada satu titik. Dia .. seseorang yang beberapa hari lalu memenuhi seluruh otakku. Bagaimana bisa aku bertemu dengannya lagi. Kebetulan ini aneh.
     “selamat datang di kafe kami. Kami akan melayani anda dengan sepenuh hati”ucapnya sembari membungkukan badannya 90°. Aku masih menatapnya dari ujung kaki sampai puncak kepalanya. Apa yang sedang dia lakukan disini ?? apakah dia salah satu dari pegawai kafe ini ?? cukup !! sejak kapan Park Jimin menjadi banyak bertanya ?? hentikan itu Park Jimin !! . Dia menegakkan tubuhnya kembali. Matanya melotot setelah melihatku tepat didepannya.
     “Apa yang kau lakukan saat ini ?? bukannya kau harus melayani pelangganmu dengan sepenuh hati ??” tanyaku. Aku berlalu menuju meja  yang tepat untuk ku tempati.
Author POV~
     ‘bagaimana bisa dia kesini ?? apa dia mengikutiku ??’batin Seohun. Ia masih tak percaya dengan makhluk yang sedang duduk di meja pojok depan kaca jendela besar yang memungkinkan dia dapat melihat keadaan luar dari kafe ini. Namja itu, Park Jimin.
     Seohun masih merutuki nasibnya sekarang, bagaimana bisa dapat menemui namja menyebalkan di tempat ini ??.  dia menghembuskan nafasnya kasar, mencoba untuk mengontrol emosinya jika nanti dia menghadapi makhluk didepannya. Kemudian dia berlalu menuju Namja itu.
     “ada yang bisa saya bantu TUAN ??”ucap Seohun menekan kata ‘tuan’ untuk ‘dia’. Jimin menoleh masih dengan tatapan dinginnya kemudian tatapannya berlalu keluar kafe.
     “1 Caramel macchiato”ucapnya tanpa menoleh kearah pelayan yang menulis pesanan yang ingin dia pesan.
     “hanya itu TUAN ??”ucap Seohun. Ia masih bisa mengontrol emosinya. Ia masih tak habis pikir bagaimana bisa ada manusia yang sifatnya seperti dia. Jika Seohun mau, dia ingin menyiram air panas tepat pada hatinnya agar dinginnya dapat mencair.
     Seohun berlalu meninggalkan Jimin yang masih memandang ke arah luar kafe itu. seohun menghampiri rekan kerjanya atau lebih tepat pegawainya. Seohun adalah pemilik Kafe itu, dan semua dekorasi pada kafe itu dia yang mendekornya. Dan juga ia sangat senang jika melibatkan dirinya untuk membantu pegawai di kafenya. Seperti tadi,dia menjadi pelayan di kafe yang ia miliki.
    “dia ingin Caramel macchiato”ucap Seohun pada salah satu pegawai yang tugasnya meracik kopi atau yang lain. Seohun memandang Jimin lagi.
     ‘sebenarnya jika ia tersenyum mungkin sangat manis. Tapi itu hal yang sangat mungkin!!’ batin seohun. Ia menggelengkan kepala sembari berdecak heran atas sifat yang dipunyai Jimin.
     “kenapa Seohun-sshi ?? kau menyukainya”ucap Pegawai itu. seohun membelalakan matannya.
     “Nega ?? menyukainya ?? sangat tidak mungkin Nari-sshi. manusia berhati dingin itu sama sekali bukan tipeku”ucap Seohun pada pegawai yang diketauhi bernama Nari itu. Nari hanya terkekeh mendengar ucapan atasannya –yang mungkin lebih sebagai sahabatnya- itu, kemudian memberikan secangkir kopi yang dipesan Namja –yang Seohun sebut- berhati dingin itu.
     “apa sudah selesai ??”lanjut Soehun. Nari mengangguk kaemudian memberikan secangkir kopi Caramel pada Seohun untuk diberikan pada Jimin. Seohun berlalu menuju meja tempat Jimin duduk sekarang.
***
     Seohun melangkah ringan menuju sekolahnya. Ia menyambut pagi ini dengan senyuman yang sudah ia tunjukan sedari tadi. Cuaca pagi ini sangat membuatnya bersemangat untuk memulai aktivitasnya. Ia terus melangkah menuju sekolahnya dan tak lupa selalu menyambut ramah orang yang ia lewati. Termasuk Yoona dan Namjachingu-nya, jungkook.
     “good morning sepasang kekasih !!”ucap Seohun tak lupa dengan senyum manisnya. Yoona membalas senyum manis Seohun.
     “pagi juga”ucap Yoona tetu saja dengan senyum manis yang juga ia miliki.

     “Ohaiyou Seohun-sshi”ucap Jungkook sambil melambaikan tangannya.
     “eiihh ?? jungkook-ah, kau tidak perlu memakai bahasa formal seperti itu”ucap Seohun. Jungkook tersenyum kikuk, tangannya menggaruk tekuknya yang tidak gatal “aku jadi tidak enak”ucap Jungkook. Ia masih menunjukan senyum kikuknya itu.
     “kau tidak perlu merasa tidak enak denganku. Lagipula kalau memakai bahasa formal jadi terasa bukan seperti teman melainkan seperti seonbae dan hoobae”ucap Seohun. Jungkook menganggukan kepala.
     “kajja !! beberapa menit lagi bel akan berbunyi”ucap Yoona sambil melihat jam yang sudah bertengger manis pada pergelangan tanganya. Jungkook dan Seohun mengangguk mengerti, kemudian mereka melangkah lebih cepat menuju sekolahnya.
Tepat ditengah perjalanan mereka, mereka melihat Namja tampan didepannya. Earphone yang sudah terpasang itu tengah  melingkar di kepala namja itu tak lupa Tangannya yang ia masukkan ke kedua kantong saku yang berada di kanan kiri celananya.
       Yoona menghampiri Namja itu dengan berlari kecil, sedangkan Seohun dan Jungkook mengikuti kaki Yoona melangkah ke Namja itu dengan santai.
      “Jimin-ah !! mau pergi ke sekolah eoh ??”ucap Yoona. Ia melingkarkan lengan kanannya di leher Jimin. Jimin tersentak akan perlakuan Yoona “singkirkan lengan kotormu itu”ucapnya dingin. Yoona mendengus kesal lalu ia melepaskan lengannya.
      “Annyonghaseyo Sunbaenim”ucap  Jungkook. Ia membungkukan badannya sembilan puluh derajat pada Jimin. Jimin hanya menganggukan kepalanya sebagai balasan sapaan dari Jungkook.
Seohun membelalakkan matanya yang buat itu menjadi lebih bulat.  Kenapa dia harus bertemu dengan Namja pendek itu lagi ??
Seolhun POV~
      Ada apa ini ?? kenapa aku melihat Namja pendek ini lagi ?? kenapa bumi ini sempit sekali ?? 
Banyak pertanyaan yang berkecamuk dibenakku. Jimin, namja itu berdiri disebelah Yoona tepat berada di depanku. Ia masih sama. Sikapnya, tatapannya, semuanya. Dingin, seperti es yang mungkin tak akan bisa mencair. Apa ia tak bosan menjalani hidup seperti itu ?? 
ah sudahlah Seohun kau tak perlu memikirkan Namja pendek ini. kau sudah cukup pusing dengan tugas sekolahmu itu.
      “jimin-ah !! kenalkan teman baruku Seohun !!” Yoona mencolek lenganku dengan tangannya dan membuyarkan pikiran tentang Jimin yang berada di otakku. Aku langsung membungkuk sembilan puluh derajat di depannya. Lihatlah Seohun kau membungkukkan badanmu lagi di depan Namja pendek ini.
      “Aigoo !! kyeopta !! lihatlah jimin !! dia bahkan sangat menggemaskan”ucap Yoona. Aku tak habis fikir, aku bahkan hanya membungkukan badanku tapi Yoona mengatakan apa yang aku lakukan sangat menggemaskannya.
       Jimin hanya melirikku sekilas. Heol !! Namja ini. bagaimana bisa aku dan dia bisa berteman? bahkan berkenalan saja aku sudah malas, kalau saja Yoona tidak menyenggolku dan membuatkku bergerak refleks karena perkataannya tadi, mungkin aku sudah lebih dulu mengucapkan ‘mian Yoona aku harus segera kesekolah ada hal yang ingin aku urus’. Namun semua sudah terlambat kalau saja aku tak memikirkan Namja ini.
       “ya !! jimin-ah seharusnya kau membalas perlakuannya meskipun hanya menganggukan kepala !!”ucap Yoona. Jimin hanya melirik sekilas ke sahabatnya itu kemudian berlalu meninggalkanku, Yonna, dan tentu saja Jungkook.
       “kalau begitu aku duluan ya !! Yoona-ah Jungkook-ah”ucapku menatap Yoona dan Jungkook bergantian “Annyeong !!”lanjutku kemudian berlalu meninggalkan mereka berdua.
***
       Aku duduk disini, meja yang tepat pertama kalinya Jimin berkunjung ke tempat ini. ku edarkan pandanganku ke seluruh penjuru kafe ini. kafe ini seperti biasanya, ramai dengan didatangi oleh penikmat kopi dan beberapa sepasang kekasih yang sedang berkencan. Ku seruput Cappucino hangat yang asapnya masih mengepul, dengan lagu yang mengalun yang sangat cocok dengan suasana kafe ini. menambah kesan tersendiri untuk kafe ini.
       Setelah sudah cukup aku memantau Kafe, aku melangkah keluar kafe untuk sekedar menghirup udara segar. Entah mengapa kakiku mambawaku menuju tempat ini. tempat indah dengan dipenuhi bunga sakura yang sedang bermekaran di sisi jalan, dan tak lupa dengan bangku panjang berwarna putih dibawahnya. Aku duduk di bangku itu. samar-samar aku mendengar Yeoja yag sedang berteriak, entah kenapa yeoja itu berteriak. Kemudian disusul dengan suara Namja yang sedang berusaha meyakinkan Yeoja itu.
      ‘AKU MELIHATNYA !! KAU BERSAMA PEREMPUAN ITU !! APA KAU TIDAK TAHU KALAU KAU SUDAH MEMPUNYAI SEORANG YEOJACHINGU ??’ucap Yeoja itu. aku memang tak bermaksud menguping pembicaraan mereka tapi mau bagaimana lagi ?? telingaku masih berfungsi dengan sangat bagus.
‘Chagi.. dengarkan ak..’
‘AKU SUDAH TIDAK MEMPERCAYAIMU LAGI !! DAN SATU HAL LAGI.. JANGAN PERNAH MENEMUIKU LAGI !!’potong Yeoja itu.
     Heoll !! mereka pikir ini kamar mereka. Mereka sangat mengganggu suasana yang sangat bagus ini. orang yang berlalu lalang melewati mereka juga merasa risih akibat pertengkaran mereka.
     Aku menggeleng kepala sembari mendecakan lidahku. Ku edarkan pandanganku untuk sekedar melihat setiap sudut tempat ini sampai mataku melihat kearah bangku itu, bangku yang diduduki oleh Namja dengan wajah babak belur. Tunggu !! Namja itu, sepertinya aku mengenalnya !! Park Jimin ?! itu dia !! tapi kenapa dengan wajahnya ?? ada apa dengannya ??
     Banyak pertanyaan berkecamuk di otakku. Apakah aku harus menemuinya ?? atau.. ahh.. kenapa juga aku harus menemui Namja pendek itu, lagipula apa untungnya bagiku jika aku menemuinya ?? . sudahlah..  aku berdiri berniat meninggalkan tempat ini, tapi kenapa aku ini ?? kakiku melangkah menuju tempat.. Jimin !! aku ingin Pergi dari tempat ini tapi otakku berkata lain. Ia-otakku- ingin aku menghampiri Namja itu.
     “Omona !! kau kenapa Jimin-sshi ??”ucapku setelah melihat wajahnya. Wajah yang biasanya-mungkin memang- tampan itu sebagian membiru, seperti pada bagian mata, dan pipi. Bibir merahnya itu semakin merah karena darah.
     “jimin-sshi !! Gwenchana ??”pertanyaan apa itu ?? sudah jelas dia sedang tidak apa-apa.
Author POV~
      Jimin melihat Yeoja didepannya. Ia meringis kesakitan, tangannya memegang perutnya yang-sepertinya sudah mendapat beberapa pukulan.
     Yeoja itu, Lee Seohun ikut meringis karena melihat Jimin yang sedang menahan sakitnya. Ia tidak tega jika ia meninggalkan Namja pendek yang sudah beberapa kali membuatnya sebal.
     Akhirnya ia memutuskan untuk membawa Jimin menuju ke Kafenya  yang tak jauh dari tempat yang mereka tempati saat ini. ia menempatkan lengan Jimin pada lehernnya. Jimin tersentak karena perlakuan Seohun. Ia menarik lengannya kembali dengan-sedikit kasar.
“aku tak butuh pertolonganmu”ucapnya dingin. Seohun menganga kemudian tertawa garing.
“Yaa !! apa sekarang kau menjadi Superman atau Batman yang tak membutuhkan pertolongan orang lain ?? kau hanya manusia biasa. Hentikan sikap mu yang seolah-olah kau bisa menyelesaikan masalahmu sendriri ”ucap Seohun. Ia sudah muak dengan Manusia didepannya ini.
     Jimin menghela nafas, kemudian ia membiarkan lengannya berada pada leher Seohun yang ingin memapahnya. Ia pasrah. Memang benar apa yang dikatakan Seohun, jadi dia tak ingin menambah masalah dengan orang yang baru dikenalnya. 




Oleh : Intan Dwi Ambarwati
Nb. Cerita ini udah aku post di akun wp aku, jadi maklumilah kalo sama persis:) boleh sekalian juga, kunjungin akun wp aku: IntanArmy
Read more

Jumat, 19 Agustus 2016

Spring and Destiny Part 2


PART 2 : MEET YOU
Bruukk !!!

     Semua buku yang sudah di ambil oleh Yeoja cantik ini jatuh berserakan di lantai. Ia mendengus kesal bagaimana ia bisa sesial ini, belum genap seminggu ia menempati sekolah barunya. Dan lihat saja guru botak itu sudah menyuruhnya mengambil buku sebanyak ini. padahal seharusnya guru itu bisa membatasi yang dia suruh itu kepada Yeoja !! bukan Namja !!
     “kenapa buku ini begitu berat!!”ia menatap buku yang beberapa menit lalu ia bawa berserakan di lantai. Kemudian matanya beralih menatap Namja yang baru saja menabraknya. Ia menatapnya, mata bulatnya, hidung mancungnya, dan earphone yang bertengger manis di kedua telinganya, meskipun tinggi badan Namja itu sedikit pendek untuk ukuran seorang  namja. Tampan !! satu kata yang mewakili wajah namja itu. namun ia segera manyadarkan pikirannya lalu membereskan buku yang berada di lantai  itu. Namja itu berlalu dengan melangkahi beberapa buku yang masih berserakan di lantai.
     “heeii !! apa kau tidak ingin membantuku ??”Teriak Yeoja itu. Namja itu hanya menoleh, kemudian berlalu meninggalkan Yeoja itu yang masih menatapnya kesal.
     “sudah tidak minta maaf, lalu sekarang kau meninggalkanku begitu saja ?! dasar Namja pendek !! ”Teriaknya lagi. Namja yang merasa di katakan ‘Pendek’  itu menoleh. Kemudian menghampiri Yeoja itu. dengan tatapan dinginnya ia menatap Yeoja itu.
     “kau seharusnya jalan denga baik. Dan pakai MATAMU itu!!”ucapnya kemudian berlalu. Meninggalkan Yeoja itu.
     “Heooll !! bagaimana bisa ada Namja yang sekasar kau !! mataku itu untuk melihat bukan untuk berjalan ! Dasar !!”guman Yeoja itu kemudian melanjutkan kegiatan membereskan bukunya lalu berlalu menuju kelasnya.
***
     Namja itu berada rooftop sekolah, ia merebahkan badannya pada bangku yang memang sudah di siapkan oleh sekolah.  Matanya tertutup, telinganya mendengar alunan musik yang mengalun dari earphonenya itu.
     Sudah 30 menit ia menempati tempat itu, tapi kenapa  wajah yeoja itu masih memenuhi pikirannya. Hidungnya mancung, mata bulatnya, bibir merah itu. satu kata untuk wajah itu, Cantik !!. tapi sesegera mungkin ia tepis pikiran itu. ia tak mau mengalami itu lagi. Cukup sudah hidup gelapnya itu. cukup sudah !!
     “Park Jimin !!  apa kau sudah gila !!”ucap Namja itu pada dirinya. Namja yang bermarga Park ini menjambak rambutnya. Ia sudah lelah memikirkan apa yang kini ia pikirkan. Ia melihat jam yang berada di pergelangan tangannya. “sebaiknya aku kembali kekelas”lanjutnya.
     Ia berlalu maninggalkan Rooftop yang dipenuhi bunga ini. mungkin sebagian orang meganggap rooftop adalah tempat dingin dan sepi. Namun tidak !! untuk sekolah yang di tempati Jimin ini mempunyai Rooftop seperti taman. Banyak bunga yang berada di tepi dan tengah rooftop ini. sedangkan 4 bangku yag sudah di tata apik ini berada tepat mengelilingi bunga yang berada  di tengah. Sungguh bukan seperti Rooftop.
***
     Sudah 1 jam pelajaran ia habiskan untuk memikirkan Namja yang ia tabrak beberapa menit lalu.  Kemudian ...
Pletakk !!
Sebuah kapur mendarat tepat di dahi Yeoja itu. yeoja itu hanya bisa meringis kesakitan dan memegang dahinya yang sedikit memerah ini.
     ‘dasar !! sudah botak masih saja menyebalkan !! bagaimana nanti nasib anak orang ini, aku sangat prihatin dengan anak orang ini’ ucap yeoja itu dalam hati.
     “LEE SEO HUN!! SEKALI LAGI BAPAK MELIHATMU MELAMUN DI PELAJARAN BAPAK, BAPAK KELUARKAN KAMU DARI KELAS !!”ucap guru yang dipanggil oleh yeoja itu sebagai guru botak, Kim seonsaengnim.
     “ne saem !!”ucap Yeoja itu, Lee seo Hun. Yeoja yang membenci pelajaran Matematika ini sangat malas mendengarkan pelajaran yang selalu membuatnya pusing ini. apalagi guru killer ini yang mengajarkan pelajaran terkutuk itu.
     Bagaimana bisa ia masih memikirkan Namja pendek itu ?? wajahnya memang tampan, namun tidak dengan sikapnya. Sikapnya dingin dan kasar kepada Yeoja. Sama seperti appa-nya dulu, yang selalu kasar dengan Eomma-nya. Ia mengepalkan tangannya dengan erat. Ia masih sangat kesal dengan Namja yang Kasar, namja yang hanya bisa menggunakan kekuatan.
***
Sore itu, Seohun menikmati secangkir cappucinonya di taman. Ia memandang sekitarnya, betapa bahagianya mereka.mereka dapat menikmati waktu mereka bersama dengan orang yang mereka sayangi. Meskipun sekarang ia juga sangat bahagia dengan hidupnya. Namun, setidaknya ia ingin sekali dapat meresakan apa itu kasih sayang dan cinta.
Menurut beberapa orang yang pernah marasakan cinta, cinta itu hanyalah sebuah omong kosong. Mungkin cinta itu tidak mempunyai definisi dan pengertian. Namun ia dapat menyimpulkan bahwa cinta itu hanya sebuah kata yang dapat membuat hidup seseorang hancur, dan membuat seseorang seseorang bahagia dan kecewa dalam satu waktu.
Cinta ?? cinta bahkan merubah seorang yang jahat menjadi baik atau sebaliknya, merubah hidup seseorng yang gelap menjadi terang, menjadikan hati seseorang yang tadinya dibasahi oleh petir dan hujan badai menjadi pelangi cantik yang mampu mewarnai harinya.
     “betapa bahagianya mereka”ucap seohun. Matanya masih sibuk menatapi sebuah keluarga kecil dan sepasang kekasih yang sedang bersenda gurau, sedangkan bibirnya kebali menyesap cappucinonya yang hampir dingin itu.
     “apa kau murid baru itu ??”Yeoja itu menunjuknya dengan ekspresi menebak. Seohun menoleh, ia dapat melihat Yeoja cantik itu, dan.. Namjachingu-nya. Jari mereka saling bertaut, menunjukkan bahwa mereka  tak akan melepas dan meninggalkan satu sama lain.
     Seohun tersenyum “maaf .. Nugu ??”tanya Seohun. Yeoja itu mengulurkan tangan yang tadinya ia pakai untuk menggenggam tangan Namjachingunya. Seohun membalas uluran tangan Yeoja itu.
     “aku Ahn Yoona kelas 3-A”ucap Yeoja yang ia ketahui bernama Ahn Yoona. Yeoja itu tersenyum, Cantik !!.
     “aku Lee Seo hun kelas 3-B”ucap Seolhun masih dengan senyum manis yang ia berikan. Yoona melepas tangannya kemudian pundaknya menyeggol Namja di sampingnya. Jungkook tersentak, kemudian menjabat tangan Seohun. Akhirnya mereka memperkenalkan diri mereka masing-masing.
     “apa kau tahu kalau kelas kita berdekatan ?” tanya Yoona, ia menatap Yeoja di sampingnya, Cantik!. Yang merasa di tatap menoleh menatap Yoona. Ia tersenyum kemudian beralih menatap pemandangan didepannya.
     “aku masih belum berkeliling sekolah, kemarin saja waktu aku membawa buku banyak  aku sudah tertabrak Namja”jawab Seohun. Yoona menatap Seohun senang.
     “mungkin kau dengannya akan berjodoh ??”ucap Yoona. Seohun mendengar ucapan Yoona langsung menatap Yoona dengan tatapan membunuh.
     “bagaimana bisa aku berjodoh dengan Namja dingin dan kasar seperti dia ?! itu tidak mungkin Yoona-ssi”ucap Seohun. Yoona terkekeh mendapat jawaban seperti itu.
     “itu semua bisa saja. Kebetulan itu tidak ada yang ada itu  TAKDIR. Tapi jika perlu kau berbicara banmal padaku”kataYoona.  Seohun menatap datar Yoona.
Mata Yoona menangkap Namja yang dia cintai itu. ia membawa 2 cangkir america latte hangat di tangan Jungkook. Jungkook tersenyum melihat Yeojachingunya. Ia menghampiri Yeojachingunya kemudian memberikan satu American lattenya pada Yoona, sedangkan yang satunya akan ia minum sendiri. Alasan mengapa ia hanya membeli 2 cangkir America latte adalah karena Seohun sudah menikmati Kopinya tadi, jadi tidak mungkin dia harus meminum kopi lagi. Meskipun Seohun menyukai kopi tapi dia cukup tahu jika kopi tidak baik jika di konsumsi berlebihan.
     “kalau begitu aku pergi dulu ya!!”pamit Seohun pada sepasang kekasih di hadapanya ini. ia takut mengganggu kegiatan mereka berdua, lagipula jika ia tidak pergi ia akn menjadi nyamuk bagi mereka berdua kan ??
     “kenapa kau terburu-buru sekali seohun-ssi ??”ucap Jungkook. Ia mendongak untuk menatap lawan bicaranya. Yoona yang berada di samping Jungkook mengangguk membenarkan ucapan Namjachingunya.
     “ahh.. aku masih ada urusan jungkook-ssi, lagipula aku juga tak enak jika nantinya aku menjadi pengganggu diantara kegiata kalian”ucap seohun.
     “ahh.. kau ini bicara apa ?? kita tidak merasa terganggu sekalipun, kita malah senang jika kau bisa menghabiskan waktu dengan kita berdua”ucap Yoona. Seohun tersenyum kemudian menggeleng.
     “aku masih ada urusan Yoona-ah. Lain kali kita bisa menghabiskan waktu bersama  Yoona-ah.”ucap Seohun. “ya sudah kalau begitu aku duluan ya..!!”lanjutnya.ia berlalu meninggalkan sepasang kekasih didepannya.
***
Tring.. tring..
     Bel pintu berbunyi menandakan seseorang sedang memasuki tempat yang Seohun tempati sekarang. Seohun mendengar bunyi itu tersentak kemudian menyambut pelanggan yang memasuki kafe, tempatnya sekarang.
     “selamat datang di kafe kami. Kami akan melayani anda dengan sepenuh hati”ucap seohun sembari membungkukan badannya 90°, Kemudian ia kembali menegakkan badannya. Mata bulatnya membesar, mulutnya menganga saat itu juga.

Oleh : Intan Dwi Ambarwati
Nb. Cerita ini udah aku post di akun wp aku, jadi maklumilah kalo sama persis:) boleh sekalian juga, kunjungin akun wp aku: IntanArmy
Read more

Selasa, 16 Agustus 2016

Spring and Destiny Part 1

Spring and Destiny


PART 1 : LIFE’S BORED

     Bunga sakura bermekaran menandakan musim semi sudah tiba. Karena itu, pasangan kekasih pun berbondong-bondong keluar dari rumah mereka  untuk sekedar melihat betapa indahnya bunga sakura atau hanya sekedar berjalan-jalan sembari memegang tangan kekasihnya masing-masing.

Namun tidak dengan Namja tampan ini. dia sangat benci dengan bunga sakura atau yang berhubungan dengan musim semi. Bunga sakura atau musim semi adalah hal  terburuk bagi dirinya. Jika musim semi atau bunga sakura tidak muncul saat itu mungkin dia masih menyukai dengan suasana musim semi atau bunga sakura.

“Yaa !! Jimin-ah kenapa kau masih mengerjakan tugasmu ?? mari kita melihat bunga sakura yang sedang bermekaran !!”teriak Yeoja yang berada di depan papan tulis, ia baru saja menyelesaikan piketnya untuk hari ini, ya meskipun hanya membersihkan papan tulis. Sedangkan yang merasa di teriak hanya menatap datar Yeoja cantik ini. Park Jimin, Namja tampan dengan hidung mancung, mata sipit dan pipi yang sedikit chubbby yang menambah kesan imut tersendiri itu.

“kau lihat sendiri saja bunga kurasa itu. aku tidak ingin melihatnya !!”ucap Jimin kemudian menutup buku tugas yang sedari tadi ia kerjakan. Sedangkan Yeoja di depannya ini hanya memproutkan bibirnya.

“iisshh... bukan Bunga ‘KURASA’ tapi ‘SAKURA’  !!”ucapYeoja itu kesal “ya sudah kalau begitu aku akan pergi  bersama Namjachingu-ku saja !!”lanjutnya kemudian berlalu meninggalkan Jimin yang masih merapikan bukunya. Ahn Yoo na adalah sahabat kecil Jimin. Di waktu kecil mereka, jimin dan Yoona selalu menghabiskan waktunya untuk bermain bersama atau sekedar melakukan hal yang tidak penting di waktu kecil mereka. Dan tentu saja sebelum tragedi itu terjadi.

Ahn Yoo na pergi meninggalkan Jimin sendiri. Ia tak pernah berhasil membujuk sahabatnya untuk melihat bunga sakura itu. akhirnya ia memutuskan untuk pergi dengan Jeon Jungkook yang bernotabend sebagai  ‘Namjachingu-nya’.


***


Jimin POV~
Seperti biasa, saat musim semi tiba aku lebih memilih untuk berlatih danceku. Aku malas keluar hanya untuk sekedar berjalan-jalan atau sekedar melihat bunga sakura bermekaran. Kata orang jika bunga sakura mekar itu indah jika kita melihat bersama dengan orang yang kita cintai. Itu hanya omong kosong belaka. Bagaimana tidak ?! itu hanya bunga yang mekar pada musim semi. hanya itu !!.
“aishh.. aku lapar !!”ucapku sembari memegang perutku. “aku ingin ramyeon!!”lanjutku. setelah ini aku mencari persediaan ramyoen di dalam lemari makanan.
“Kenapa ini ?? kemana ramyeon yang kubeli waktu lalu ?? kenapa cepat sekali habisnya ??”ucapku kesal. Aku menemukan lemari ‘yang’ biasanya berisi ramyeon siap saji kosong. Yang benar saja, baru 1 minggu lalu aku membeli persediaan makananku kenapa cepat sekali habis ??.
“sekarang apa ?? apa aku harus keluar membeli ramyeon ?? pada saat musim ini ??”tanyaku pada diri sendiri. Tidak ada pilihan lain selain membeli ramyoen di supemarket terdekat.

Ku langkahkan kakiku menuju pintu keluar. Tepat beberapa langkah lagi aku terdiam memandang ruangan itu. ruangan yang selalu membawa kebahagiaan bersama  Eomma dan Appa.

     Andai saja waktu itu dapat terulang, mungkin aku sekarang dapat melihat eomma dan appa ku sedang menonton tv. Dulu sebelum hal itu terjadi, hidupku terasa sempurna, kerena dulu aku selalu mendapat perhatian dan kasih sayang penuh.

     Mungkin kau bertanya jika ingin mendapat perhatian dan kasih sayang penuh kenapa tidak memiliki Yeojachingu saja ??aku sudah tak ingin lagi merasakan hal itu. aku sudah tak ingin kejadian itu terulang lagi. Tapi banyak juga yang ingin menjadikanku Namjachingu bagi mereka karena wajah tampan ini dan Harta orang tuaku yang dititipkan kepadaku.

     bukannya terlalu membanggakan apa yang aku punya namun bagaimana lagi ?? Tuhan menciptakanku dengan begini adanya. Kenapa aku tahu ?? karena aku tak mencintai mereka dengan tulus, mereka memanfaatkanku, jadi mana mmungkin aku bisa mencintai mereka dengan tulus ??.

     Aku berjalan melewati itu semua. Melewati dimana aku selalu bahagia dengan Yeojachingu-ku dulu. Tempat dimana bunga sakura bermekaran di pohonnya, tempat memadu kasih dengan orang yang mereka sayangi, tempat dimana banyak kenangan indah dan senyuman yang terukir.

     tempat  ini memang indah, tapi tidak denganku. Tempat ini hanya membuka rasa sakit yang sudah kututup rapat terbuka lebar.
“aku tidak akan meninggalkanmu, oppa berjanji akan selalu menjagamu, dan selalu disisimu menemanimu seumur hidup oppa”
“aku juga oppa, aku juga akan berada di sisi oppa, saat oppa senang atau saat hancur sekalipun. Saranghae~ oppa”

     Aku melihat itu semua. Adegan dimana sepasang kekasih berada di hadapanku. Lihat saja mereka, tak tahu malu. berpelukan di tempat umum. Aku sangat ingin muntah mendengar kata-kata menjijikan yang keluar dari mulut mereka berdua. kata-kata yang hanya membuat orang sakit mendengarnya, karena mengandung kebohongan yang besar.

     Daripada aku membuat mata dan telingaku rusak akibat itu semua, lebih baik aku melangkahkan kakiku lebih cepat menuju ke supemarket terdekat.

***

Author POV~
     Jimin melangkahkan kakinya menuju sekolah yang tidak terlalu jauh dari rumahnya. Pergi kesekolah berjalan kaki lebih baik, daripada mengendarai mobil sport berwarna merah miliknya. Selain menghemat ia juga bisa hidup sehat dengan berjalan kaki bukan?.

     Seperti biasa, ia melangkahkan kaki menuju sekolahnya dengan seorang diri. Memang siapa yang ingin berjalan bersama dengan orang berhati es seperti dia ?? meskipun banyak yeoja disekolahnya  yang ingin sekedar berjalan berdampingan dengannya, namun semuanya tidak ingin melihat bagaimana jika ia sudah menampakkan wajah dingin menusuk miliknya itu. mereka menyerah dan hanya memandangi jimin dari kejauhan. Menjadi Secret Admirer-nya PARK JIMIN.

      Ia berjalan santai menuju sekolahnya dengan earphone yang sudah bertengger manis di sebelah kanan-kiri telinganya. Tangannya sudah memenuhi kedua kantong celananya. Semakin terlihat tampan dan keren bukan ?? itu semua hanya bagi orang yang belum mengenalnya, namun tidak bagi orang yang sudah mengenalnya, bahkan baru mengenal dalam waktu 1 minggu. Semua itu terkalahkan dengan sikap dingin dan tak acuh yang dimilikinya.

“heii !! Jimin-ah !!”teriak seorang yeoja tepat beberapa meter darinya. Ia tidak menoleh sekalipun, meskipun ia mendengar namanya di ucapkan oleh seseorang.

“jimin-ah !! sudah kupanggil dari tadi tapi kau hanya diam !!”ucap Yeoja yang sudah berada di sebelah Jimin,  Yoona. Jimin menoleh kearah Yoona dan Namja yang berada di samping Yoona yang memegang tangan Yoona, Jungkook. Namjachingu-nya Yoona.

“jangan bermesraan di depanku, atau aku akan memuntahkan semua sarapanku pagi ini”ucap Jimin, lalu ia kembali menatap jalan di depannya. Yoona mendengar hal  itu jijik, kemudian memproutkan bibirnya. Jungkook melihat Yeojachingu-nya  hanya tersenyum geli.

“kalau begitu aku duluan dulu ya !! jangan lupa kecilkan musik yang kau dengar atau kalau tidak kau tidak bisa mendengar apa yang ada di sekelilingmu. Annyeong Jimin !!”ucap Yoona berlalu meninggalkan Jimin. Jungkook yang ingin berlalu membungkukan sembilan puluh derajat kepada Jimin lalu mengucapkan “kami duluan sunbae” kemudian berlalu meninggalkannya.


***


“kenapa sifat Jimin sunbae begitu dingin chagi ??”ucap Jungkook pada ‘Chagi-nya’ itu setelah berlalu meninggalkan Jimin di belakang mereka.

“aku tidak tahu Chagi setelah kejadian 3 tahun lalu sifatnya menjadi dingin dan cuek. Dulu sifatnya tidak seperti itu, malah sifatnya periang, ramah pada setiap orang. Bahkan dulu jika ada orang yang menyukainya di menolaknya dengan lembut. Tapi sekarang dia berubah, hanya aku yang bisa di terima sebagai temannya”jelas Yoona. Jungkook hanya menganggukan kepala menandakan ia mengerti ucapan Yeojachingu-nya. Sebenarnya ia masih penasaran dengan ‘kejadian 3 tahun lalu’ yang dikatakan Yoona.

“keunde.. chagi, kau tidak usah memanggil Jimin dengan embel-embel Sunbae, dia juga seangkatan dengan kita”ucap Yoona

“aku merasa tidak enak jika aku memanggil namanya meskipun aku dan Jimin sunbae satu angkatan tapi umurku lebih muda 2 tahun darinya chagi”jawab Jungkook. Yoona tersenyum mendengar hal itu. yoona beruntung mempunyai Namjachingu seperti Jungkook, meskipun umurnya lebih muda 1 tahun darinya, jungkook memiliki sifat yang lebih dewasa di bandingkan dirinya. Ia juga sangat pintar, buktinya ia dapat melompati 2 kelas yang seharunya ia tempati.

Oleh : Intan Dwi Ambarwati

Nb. Cerita ini udah aku post di akun wp aku, jadi maklumilah kalo sama persis:) boleh sekalian juga, kunjungin akun wp aku: IntanArmy
Read more

Spring and Destiny Prolog

Prolog
   

     Hari minggu adalah hari dimana semua orang menikmati liburan mereka bersama orang yang mereka sayangi. apalagi dengan musim yang cocok. Namun tidak dengan Namja tampan ini. ia masih nyaman dengan bantal dan guling yang ia peluk sedari malam. Menurutnya, daripada menyia-nyiakan waktu untuk sekedar pergi ke taman, pantai atau berpiknik lebih baik waktu itu di pergunakan dengan baik yaitu dengan berpacaran dengan gulingnya. Apalagi dengan cuaca sekarang ini, tidak dingin ataupun panas.

Oleh : Intan Dwi Ambarwati
Nb. Cerita ini udah aku post di akun wp aku, jadi maklumilah kalo sama persis:) boleh sekalian juga, kunjungin akun wp aku: IntanArmy

Read more